Teknologi Yang Bikin Yaris Tempuh 26,5km/liter

http://www.indonesiatoyota.com/search/label/TIPS%20n%20TRIKsumber : TAM


Teknologi idling stop system berkontribusi menjadikan redesain Toyota Yaris yang akan diluncurkan Toyota Motor Corp. di Jepang akhir Desember ini jadi sangat irit. Yaris spek Jepang ini menggunakan mesin baru berkapasitas 1,3 liter yang sangat efisien. Dengan teknologi idling stop system, efisiensinya menjadi 26,5km/liter.
2006-2008 Toyota Yaris Mirror LED Turn Signals 07
Dengan peforma seperti itu, redisain Yaris 1,3 liter ini menjadi menjadi model bermesin bensin dengan efisiensi tertinggi di Jepang diluar minicar (mobil dengan mesin di bawah 660cc dan kendaraan hybrid).

Toyota juga menyediakan mesin 1.3 liter tanpa teknologi idling stop sytem yang efisiensinya 24km/liter atau 4km/liter lebih baik dari mesin sebelumnya.

Yang menarik efisiensi mesin 1.0 liter dengan idling stop system memiliki efisiensi 24,5 liter atau lebih boros dari mesin 1.3 liter dengan idling stop system.

Jadi teknologi idling stop system itu sebenarnya apa dan bagaimana teknologi ini bisa meningkatkan efisiensi hingga 10%?

Teknologi yang juga dikenal dengan nama Start-stop technology ini ide dasarnya sederhana. Yaitu, jika mobil berhenti di jalan, mesin juga berhenti mengisap bahan bakar. Atau dengan kata lain, saat mobil berhenti, mesin juga mati.

Idenya memang sederhana, namun eksekusinya tidak gampang. Sensor-sensor dimanfaatkan sebagai mata dan telinga sistem. Semua data dari sensor-sensor harus dikomunikasikan ke Engine Control Unit sebagai komando utama. Masing-masing pedal - gas dan rem- dikawal sensor. Ketika pedal rem ditekan, Engine Control Unit bersiap untuk mematikan mesin. Namun sebelum perintah diberikan, Engine Control Unit harus memastikan posisi mobil sudah berhenti dan transmisi dalam posisi netral. Semua informasi itu dipasok oleh sensor-sensor juga. Jika semua positif, mesin dimatikan.

Sensor pada pedal gas akan mengabarkan pada Toyota Cibubur jika kaki pengemudi mulai menekan atau menyentuh pedal, dan transmisi diaktifkan, mesin langsung hidup kembali. Semua proses Itu berlangsung secara otomatis dan tidak ada sentakan (seamless). Sejumlah pengujian menunjukkan teknologi ini bisa menghemat hingga 5% - 10%.

Sisi negatif terbesar dari teknologi ini, dia boros listrik karena harus berkali-kali start dalam satu periode perjalanan. Aki juga harus tetap menyuplai energi untuk AC dan sistem pendukung lainnya saat mobil berhenti dan mesin mati.

Teknologi yang lama menunjukkan, mengandalkan satu aki saja tdak cukup. Lalu di coba dengan sistem dua aki yang mahal, itupun belum sempurna. Dunia otomotif di jalur cepat mencari cara paling efisien untuk menjawab problem ini.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Silahkan Diisi dengan komentar-komentar apapun kecuali yang Berbau SARA....makasihh

Pengikut