Mengemudi mobil transmisi matic hanya dengan menggerakkan tuas percepatan dalam posisi tertentu. Tuas tersebut mengikuti format P-R-N-D-3-2-L atau ada juga yang hanya dari kiri ke kanan, atau atas ke bawah. Mesin mobil matik hanya bisa dihidupkan dalap posisi tuas percepatan berada dalam posisi P dan N saja.
Beberapa orang menganggap bahwa mobil transmisi otomatis memiliki perawatan yang mahal dan jika terjadi kerusakan akan membutuhkan biaya lebih besar dan hanya sedikit bengkel yang bisa memperbaikinya. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah, karena faktanya di Indonesia belum banyak bengkel yang bisa memperbaiki kerusakan mobil transmisi otomatis.
"Tetapi jika kita mengetahui cara merawat mobil matik dengan benar, perawatan mobil matik justru akan lebih murah dibandingkan manual. Karena pada mobil manual setidaknya kopling set perseneling harus diganti setiap dua tahun. Sedangkan mobil transmisi otomatis memiliki life-time 5 tahun tergantung cara pemakaiannya." Ujar Tunjung Pangajom selaku Asisten Manager Part and Service PT Mazda Indonesia.
Kebiasaan orang Indonesia adalah termakan iklan di TV atau selebaran yang menyebutkan mobil transmisi otomatis tidak perlu ganti oli "seumur hidup (life-time)". Iklan seperti itu tidak lah salah, tetapi yang perlu digaris bawahi adalah maksud kata dari "seumur hidup" adalah usia mobil yang rata-rata adalah 5 tahun. Artinya adalah mobil transmisi otomatis tersebut dirancang oleh pabrikan mobil untuk bertahan selama 5 tahun, jika melebihi batas tersebut maka harus diberikan perawatan ekstra dan rutin.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan:
Pindahkan posisi tuas ke N bila mobil sedang berada di traffic light untuk mencegah keausan mesin matik. Jangan menggunakan posisi D ketika menginjak pedal rem. Kemudian ketika memarkir mobil injaklah pedal rem dan tarik rem tangan serta pindahkan posisi tuas ke dalam posisi P agar roda terkunci dengan aman baru matikan mesin. Jangan menggunakan tuas dalam posisi P jika mobil belum sepenuhnya berhenti! Jangan tinggalkan mobil terparkir dalam kondisi tuas D! Jika tidak maka plat kopling anda akan cepat rusak, masukkan lah tuas dalam posisi P, maka mobil akan terparkir dalam posisi yang aman.
Transmisi otomatis memiliki jumlah kanvas kopling lebih banyak dibandingkan transmisi manual. Kanvas kopling tersebut berkerja dan bergesekan saat mobil berjalan, dan dari gesekan tersebut akan ada serbuk-serbuk halus. Semakin tua usia oli mobil maka kekentalan dan viskolitas akan menurun sehingga gesekan antar kanvas kopling semakin keras dan semakin banyak serpihan yang dihasilkan. Oleh karena itu bagi pemilik mobil transmisi otomatis harus tepat waktu ketika melakukan ganti oli, karena bisa berakibat fatal!
Tanda-tanda jika sudah terjadi kerusakan adalah ketika timbul gejala kopling selip, ditandai dengan tidak berimbangnya putaran mesin dengan laju mobil. Mesin sudah berada pada putaran tinggi tetapi laju kendaraan masih tersendat dan tidak berimbang. Maka bisa dicek dengan memasukkan perseling pada posisi D atau R kemudian lepas rem. Jika dalam kondisi normal, maka mobil akan langsung bergerak. Jika tidak, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena terjadi masalah pada mesin matiknya.
Pengecekkan kondisi oli mobil biasanya dilakukan dengan melihat tongkat pengukur atau sering disebut dipstik yang berada di ruang mesin atas bak perseneling (gearbox). Untuk mobil tipe tertentu, dipstick tersebut bisa dicek melalui bagian lubang-lubang bawah gearbox. Oleh karena itu harus diangkat agar orang bisa masuk ke kolong mobil supaya bisa melakukan pengecekan kondisi dan volume oli mobil.
Setiap mobil transmisi otomatis dianjurkan untuk mengganti oli transmisi setiap 5.000 km berbarengan dengan mengganti oli mesin. Selanjutnya untuk setiap 20.000 km oli harus dikuras dan diganti dengan yang baru diikuti penggantian filter oli transmisi. Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan serpihan-serpihan yang tersisa dalam proses gesekan kanvas kopling.
Untuk biaya ganti atau kuras oli mobil transmisi otomatis akan lebih mahal dibandingkan manual. Jika pada mobil manual akan dikenakan biaya biasanya Rp 90 ribu saja. Tetapi untuk mobil matik biayanya bisa mencapai Rp 150 ribu – Rp 200 ribu. Sebenarnya cukup murah dibandingkan resiko yang akan terjadi jika tidak dilakukan perawatan yang memadai. Misalnya saja jika sudah terlanjur terjadi kerusakan pada mobil matik anda bisa mengeluarkan biaya hingga Rp 3-5 juta untuk overhalu transmisi. Belum lagi jika ada pergantian onderdil bisa saja menelan biaya yang lebih besar. Contohnya saja pergantian gearbox untuk mobil eropa seperti BMW, Peugeot dan Mercy bisa mencapai Rp 60 jutaan.
#ToyotaCileungsi #PromoToyota #HargaToyota
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan Diisi dengan komentar-komentar apapun kecuali yang Berbau SARA....makasihh